Di antara banyak nama yang kudengar di bumi,
Ada satu yang menetap dalam hati,
Mailya Ikrima, yang akrab dipanggil Arim,
Namamu lembut, seperti doa di bibir yang diam.
Engkau putri dari Bapak Muhammad Mufid yang mulia,
Dan Ibu Sri Lestari, wanita penuh cinta dan taqwa.
Sejak pertama aku tahu siapa dirimu,
Ada getar lembut yang tak mampu ku sembunyikan,
Bukan hanya wajahmu yang mempesona pandangan,
Tapi Qur’an di dadamu, yang menjadikanmu berbeda di antara ribuan.
Hafidzah 2019, gelarmu bukan sekadar kebanggaan,
Namun bukti bahwa Allah menanamkan cahaya keimanan.
Sungguh, aku tak ingin cinta ini berlebihan,
Karena Rasul pun mengajarkan,
Cinta yang hakiki adalah cinta yang mendekatkan pada Tuhan,
Dan hadirmu, Arim, membuatku ingin lebih taat dan bertakwa sepanjang jalan.
Engkau bukan hanya pujaan rasa,
Tapi juga inspirasiku dalam menjaga pandangan dan menjaga kata.
Dalam sujud-sujud panjang malamku,
Namamu sering kusebut lirih pada Rabb yang Maha Tahu,
Bukan untuk memaksa takdir berpihak padaku,
Tapi agar bila engkau baik untukku, Dia dekatkan jalan bertemu.
Aku tahu cinta yang suci bukan sekadar kata,
Tapi niat yang dibungkus doa dan dijaga dengan takwa.
Arim, andai kau tahu bagaimana aku berusaha,
Menjaga hati dari godaan yang fana,
Agar jika suatu saat Allah izinkan kita bersama,
Aku datang bukan membawa rasa biasa,
Tapi membawa niat yang insyaAllah mulia:
Menjadi imam dalam hidup, dan penuntun ke surga.
Tak ingin aku menyentuhmu dengan tangan,
Tapi ingin kugenggam hatimu dengan halal dan iman,
Tak ingin kuucapkan cinta tanpa ikatan,
Tapi ingin kuhalalkan seluruh perasaan dengan penuh keyakinan.
Bila belum saatnya, biarlah ini tetap rahasia,
Tersimpan dalam diam, antara aku, kau, dan Yang Maha Kuasa.
No comments:
Post a Comment
Fastabiqul Khairaat😊