Warga Muhammadiyah 2020 PIMPINAN KOMISARIAT IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU - Jasminms

Jasmin M Sahrudin Blogger Membahas berbagai macam jenis berita baik berita umum maupun khusus

Breaking

Thursday, August 6, 2020

Warga Muhammadiyah 2020 PIMPINAN KOMISARIAT IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

PIMPINAN KOMISARIAT 
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU



🌍 Assalaamu'alaikum. 🌸

Grup Muhammadiyah ini dimaksudkan untuk menggantikan dan meneruskan grup bernama serupa (MuhammadiyahKu) beranggotakan sekitar 87.000 akun (masih ditambah grup-grup cabang untuk setiap propinsinya) yang dihancurkan musuh-musuh kebenaran sekitar Maret 2020 lalu.

"Muhammadiyah" didirikan K. H. Ahmad Dahlan sepulang dari Makkah al Mukaromah, yang dengan juga meneruskan ajaran: 

Islaam, Ahlus Sunnah was Salafiyyah (bermanhaj as Salafush Sholih), bersanad turun ke Imaam Madzhab Fiqh Yang Empat (Hanafiyyaah, Malikiyyaah, Syafi'iyyaah, Hanabilah/Hanbaliyyaah), syaikh 'Ibnu Taimiyyaah, syaikh 'Ibnul Qoyyim, syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab At Tamimi, syaikh Muhammad Rosyid Ridho, syaikh Muhammad 'Abduh, syaikh Jamaluddin Al Afghani, dst.



Dari hikmahnya, kata atau nama "Muhammadiyyaah" itu sendiri, diambil dari kitab tafsir Al Qur'aan yang bermakna: "Pengikut ajaran Muhammad (shollollohu 'alaihi wa sallam)". Dan lalu digunakan oleh K. H. Ahmad Dahlan - rahiimahulloh - untuk menamai organisasi Islaam beliau dkk. yang didirikan di tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyyah atau sama dengan 18 Nopember 1912 Masehi.

Konon, atas usul salah-seorang sahabat beliau, Ki Muhammad Sangidu, satu dari 4 Sahabat Kyai, yang juga dikenal macam selalu bersama-sama dengan para pendiri Muhammadiyah generasi awal lainnya: K. H. Muhammad Suja', K. H. Ibrahim, Ki Bagus Hadikusumo, Ki M. Sangidu. Disetujui, setelat sholat istikhoroh sang kyai.

Warga "Muhammadiyah" juga terkenal bersemboyan "Anti TBC" (anti Takhayyul, Bid'ah, Churofat (saat masih memakai ejaan lama, kini: "khurofat")). Sejak lama. Dan sejak awal, "Muhammadiyah" didirikan beliau dkk., dengan pemikiran jauh: untuk menjaga kualitas kemurnian Islaam yang rahmatan lil 'aalamiin, juga kesejahtaraan-kesehatan umat, hingga persiapan perlawanan terhadap penjajah untuk kemerdekaan Nusantara, dan berevolusi. 

Seringkali satu haluan dengan Al Irsyaad (1915), Persis (1923), NU (1926), DDII (1967), Hidayatullah (1973), Wahdah Islamiyah (1988), komunitas Ahlus Sunnah As Salafiyyaah, dst.

Di masa Orde Lama, Muhammadiyah juga tangkas menjadi motor dari koalisi dan partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimiin Indonesia) bersama unsur lain dari Al Irsyaad, Persis, Al Wasliyah, Mathla'ul Anwar, Al Ittihadiyah (awalnya NU bergabung lalu keluar di 1953 mendirikan partai sendiri). Dan Masyumi mampu menjadi pemenang kedua Pemilu 1955, berselisih suara amat tipis, sedikit di bawah PNI, dan di atas suara NU serta PKI ('empat besar' Pemilu 1955).

Dan terbukti - alhamdulillaah - banyak pahlawan nasional, pendiri, negarawan, aktivis, tokoh, dan ulama RI adalah para kader "Muhammadiyah". Sebutlah: Nyai Walidah Ahmad Dahlan, Panglima Besar Jenderal Sudirman, Ir. (Ahmad) Sukarno, Drs. M. Hatta, Ki Bagus Hadikusumo, Ki Kasman SIngodimejo, K. H.  Mas Mansur, Buya DR. HAMKA, K. H. Fachrudin, dst. 

Belum lagi, para kader yang masuk ke dan diterima berbagai unsur bangsa dan umat. Bahkan ke organisasi massa Islaam lain, partai politik, pemerintahan, usaha bisnis, ilmu sains dan keteknikan, kesehatan, budaya, kehakiman, kepolisian, ketentaraan, dll.

Walhasil, apapun juga, alhamdulillaah, kini "Muhammadiyah" tetap adalah organisasi massa Islaam yang tertua yang juga masih tegar aktif. Serta berwibawa, mandiri, dan amat besar jaringannya yang berasal, dan berada di Nusantara, Indonesia. Hingga sampai ke berbagai penjuru dunia. Alhamdulillaah wallohu akbar!

Di luar negeri, ada 23 Pimpinan Cabang Istimewa "Muhammadiyah" macam di Taiwan, Australia, Inggris, Amerika, dll. 

Dan per data tahun 2015 saja, AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) di bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, sebanyak:  7.651 sekolah dan madrasah islaamiyyaah. Di bidang Pendidikan Tinggi: 174 universitas, sekolah tinggi, institut, dan akademi. 

Di bidang pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat: 457 rumah sakit, 318 panti asuhan, 54 panti jompo, dan 82 rehabilitasi cacat. 

Untuk sarana ibadah: 11.198 masjid dan mushollah (belum lagi yang milik warga simpatisan, bukan resmi dikelola Muhammadiyah). 

Juga: Baitut Tamwil "Muhammadiyah" (BTM), Koperasi Matahari, minimarket, pom bensin, wahana pariwisata, penginapan-hotel, dsb.

Khusus masjid, banyak sekali masjid "Muhammadiyah" itu, dibangun hanya dari iuran warga "Muhammadiyah" yang ikhlaskan hartanya. Tak jarang ini berstandar fasilitas 'mewah', yang rata-rata sudah berpendingin udara (AC). Mereka wakafkan ke persyarikatan "Muhammadiyah". Yang semua Amal Usaha "Muhammadiyah" (AUM) itu dikelola Pimpinan Pusat (PP) "Muhammadiyah" sampai ke wilayah, cabang, ranting. 

Konon, alhamdulillaah, aset total "Muhammadiyah", kini - ditaksir - senilai sekitar 400 triliun rupiah, belum termasuk perputaran uangnya. liquid money. Lihat: 
Dan mari kita ingat, "Hidup-hidupilah Muhammadiyah. Jangan mencari kehidupan di Muhammadiyah", pesan dari pahlawan nasional, keturunan Wali Songo, Syaikh, Asy Syarif K. H. Ahmad Dahlan, rahiimahulloh.

Tak heran jika mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pernah mengibaratkan "Muhammadiyah" adalah macam Holding Company, Konglomerasi (organisasi yang berusaha di banyak bidang yang berbeda-beda). 

Sementara Nahdlatul Ulama (NU) yang aktif sejak 1926 - dan seiring dibandingkan masyarakat dengan Muhammadiyah - diibaratkan adalah macam mengikuti Franchising system, karena berbagai pesantren as Salafiyyaah NU, sarana, usaha, dll. dari NU, dimiliki oleh masing-masing kyainya, namun 'berstempel' NU. 



Kini, setelah 111 tahun, per tahun 2020, dan tentu ini jelas di masa semakin kompleks, 'mencekam', menuju semakin dekatnya ke masa kedatangan Dajjal dan puncak Akhir Jaman, tentu saja, sungguh tantangan tak semakin ringan.

Walau juga, pahala semakin besar - dijamin Allaah setara 50 kali pahala sahabat nabi (lihat: Hadits Riwayat Abu Dawud, Al-Malahim, hadits no. 4319, shohih) - bagi yang mau bersungguh-sungguh menegakkan, menjaga agama Ketuhanan Yang Maha Esa ini.

Memang ada saja 'penyusup' di "Muhammadiyah" (bahkan juga sempat ada di MUI). 

Macam dari Liberalis-JIL, orang yang tak (mau) paham Islaam serta sejarah dan makna Kemuhammadiyahan dari organisasi Muhammadiyah yang sebagai Ahlus Sunnah was Salafiyyah ("as salaf wa tajdid"), hingga juga dari oknum Syi'ah, oportunis keduniawian, bahkan ada juga murtadin.

Sudah jamak diketahui juga, ada banyak pihak - sejak dulu - mengincar segala potensi luar-biasa RI/NKRI yang ditakdirkan Allaah berada di antara dua benua, di antara dua samudera, bersumber daya alam amat besar, subur, indah, berpopulasi manusia besar, dll. Dan tak segan merusakinya!

Maka, semoga, in syaa Allaah, keberadaan organisasi Islaam Ahlus Sunnah Was Salafiyyah "Muhammadiyah" (1912) yang berkemajuan kita semua ini, dapat semakin menjadi salah-satu pondasi utama kemajuan RI/NKRI, dan internasional-dunia. Aamiiiin. 🌿

=========================================

(1) BAGIAN I: APAKAH MUHAMMADIYAH ITU SALAFI? APAKAH SALAFI ITU?



Bismillaah.

Apakah Muhammadiyah - organisasi Islam RI tertua yang masih aktif (sejak tahun 1912 Masehi) - adalah Salafi? Adalah Salafiyyiin? Adalah Salafiyyaah? 

Atau adalah Modernis?

Apa pula makna dari sebutan atau kata "Salafi", "Salafiyyaah", "Salafiyyiin" hingga "Salafush Sholih", itu?

Apakah ada kaum perusak, kaum Sekuleris, kaum Liberalis, kaum Pluralis, hingga Syi'ah, dsb.; di dalam Muhammadiyah?

Ada pula penggunaan sebutan "Salafi" atau "Salafiyyaah" yang rupanya ditengarai ada ditemukan di, digunakan oleh organisasi massa Islaam Indonesia bernama "Muhammadiyah" (1912), juga "Al Irsyad" (1914), "Persis" (1923), "NU" (1926), "DDII" (1967), "Hidayatullah" (1973), "Wahdah Islamiyah" (1988), "HASMI" (2005), "PULDAPII" (2017), dsb.

Hingga ada juga dikenal, jama'ah kaum "Ahlus Sunnah", "Al Jama'ah", "Ahlus Sunnah Wal Jama'ah", "Ahlus Sunnah As Salafiyyaah", "Salafiyyiin" atau "Salafi" Indonesia. Dan di seluruh dunia.

Tentang ini semua, marilah kita simak perbincangan singkat-padat dari Lora Zulkarnain el Madury dari Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dengan Abu Taqi Mayestino ini. Membahasnya.


-----------------------

(2) BAGIAN 2: APAKAH DI MUHAMMADIYAH ADA KAUM SEKULERIS, LIBERALIS DAN SYI’AH?


Bismillaah.

Di video sebelumnya, Abu Taqi Mayestino dan Zulkarnain El Madury, berjumpa di Stasiun Kereta Api Senen, Jakarta, membahas mengenai apakah organisasi Islaam tertua di Nusantara yang masih aktif (sejak tahun 1912) bernama “Muhammadiyah”, adalah Salafiyyiin (Salafi) atau bukan, dan mengenai apakah makna, definisi dan batasan dari (sebutan) “As Salafiyyiin (Salafi)” itu.

Mereka kali ini berjumpa lagi, membahas hal-hal selanjutnya. Telah jelaslah bahwa Muhammadiyah, adalah Ahlus Sunnah As Salafiyyaah, selain dari dokumen-dokumen sejak awal pendiriannya, juga dari penegasan para pimpinannya, dan praktiknya secara umum.

Dan ini perlu terus dijaga, agar sedapat mungkin mengikuti As Sunnah. Dan kali ini, mereka berjumpa lagi, di satu rumah makan istimewa milik seorang ustadz, di Condet, Jakarta (catatan: konon kawasan Condet, Jakarta ini juga dihuni oleh beberapa ‘komunitas rahasia’ kaum Syi’ah), membahas tentang: Apakah Di Muhammadiyah Ada Kaum Sekuleris, Liberalis, Dan Syi’ah?

--------------------------
 
=========================================

Organisasi Islaam Indonesia tertua (aktif sejak tahun 1912), dan amat besar serta terkaya harta dengan jumlah aset hampir 400 triliun rupiah per tahun 2019 bernama “Muhammadiyah” juga menegaskan dirinya kembali sebagai “Ahlus Sunnah As Salafiyyaah”. Penegasan Muhammadiyah sebagai “Ahlus Sunnah As Salafiyyaah”:

MUHAMMADIYAH ITU GOLONGAN AHLUS SUNNAH SALAFIYYAH


MUHAMMADIYAH ADALAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH (AS SALAFIYYAH)


MENGAPA MUHAMMADIYAH TIDAK BERMADZHAB (TETAPI BERMANHAJ)



USTADZ ADI HIDAYAT: KITA SEMUA SALAFI

[Semoga in syaa Allaah bermanfaat. Wa baraakollohu fii kum. 

Wallohua'lam, wastaghfirulloh, walhamdulillaah.

No comments:

Post a Comment

Fastabiqul Khairaat😊