Penjelasan tentang Talilan di Zaman sekarang - Jasminms

Jasmin M Sahrudin Blogger Membahas berbagai macam jenis berita baik berita umum maupun khusus

Breaking

Tuesday, August 11, 2020

Penjelasan tentang Talilan di Zaman sekarang

Sunan Kali Jogo : " Biarlah nanti generasi setelah kita ketika Islam telah tertanam di hati masyarakat akan menghilangkan budaya tahlilan itu".

dikutip dari Hidayatpanuntun,staff UGM.uc,dc

Dokumen penelitian itu sekarang tersimpan di Museum Leiden, Belanda (Bagi yang tidak percaya bisa dicek di Belanda sana..^^)

Penelitian ini melibatkan beberapa peneliti dari belanda yaitu Dr. Bjo Schrieke, Dr. Jgh Gunning, Dr. Da Rinkers.

Mereka meneliti tentang bagaimana persebaran dakwah oleh para walisongo.

Dalam naskah tersebut, diantaranya menceritakan tentang bagaimana Sunan Ampel yang memperingatkan Sunan Kalijaga yang masih melestarikan budaya Hindu/Budha ketika itu (SELAMATAN). Saat Sunan Ampel memperingatkan tentang hal tersebut, akan tetapi oleh Sunan Kalijaga dijawab, “BIARLAH NANTI GENERASI SETELAH KITA KETIKA ISLAM TELAH TERTANAM DI HATI MASYARAKAT YANG AKAN MENGHILANGKAN BUDAYA TAHLILAN ITU”.

Dalam buku Kisah dan Ajaran Walisongo yang ditulis H. Lawrens Rasyidi (Penerbit Terbit Terang – Surabaya) mengupas panjang lebar mengenai masalah ini. Dimana Sunan Kudus, Sunan Kalijogo, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Muria berbeda pandangan mengenai adat istiadat dengan Sunan Bonang, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat.

Sunan Kalijogo mengusulkan agar adat istiadat lama seperti selamatan, sesaji, wayang, gamelan disisipkan dalam ajaran islam. Akan tetepi Sunan Ampel mempunyai kekhawatiran dikemudian hari adat istiadat dan upacara lama tersebut nantinya akan dianggap sebagai ajaran yang berasal dari Agama Islam. Sunan Kudus memberikan pengertian, ia mempunyai keyakinan bahwa di belakang hari akan ada yang menyempurnakannya. Sunan Kudus berkeyakinan bahwa kelak akan ada yang mengingatkan bahwa kegiatan itu sebenarnya BUKAN MERUPAKAN BAGIAN DARI AJARAN AGAMA ISLAM. Para Sunan tersebut mengajarkan agama islam dengan mencoba menerima sisa ajaran agama Hindu dan Budha didalam menyampaikan ajaran islam agar diterima masyarakat.

Dari hasil penelitian peneliti dari belanda tersebut dapat kita simpulkan bahwa kegiatan seperti tahlilan, selamatan, peringatan kematian (7 hari, 40 hari, 1000 hari, dll) itu merupakan ajaran agama Hindu/Budha yang dulu digunakan oleh para Sunan untuk dakwah Islam agar masyarakat mau menerima ajaran islam.

Sesuai dengan yang dikatakan Sunan Kalijaga diatas, “BIARLAH NANTI GENERASI SETELAH KITA KETIKA ISLAM TELAH TERTANAM DI HATI MASYARAKAT YANG AKAN MENGHILANGKAN BUDAYA TAHLILAN ITU”. Berarti ada “tugas” yang belum selesai yang harus disampaikan pada ustadz saat ini.

Bagi mereka yang ngotot mengerjakan kegiatan tersebut. Ada baiknya kita ingatkan mereka tentang sebuah hadist Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam yang diriwayatkan dari jalur Ummul Mu’minin Aisyah rodhiyallahu ‘anha (yang artinya), “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718.)

Ya, Disebut Perkara Baru, Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam tidak pernah melakukan kegiatan tersebut sebelumnya.
Ketika Putra Beliau yang bernama Ibrahim meninggal, beliau shallallahu ‘alaihi was sallam tidak pernah melakukan acara Tahlil 7 Hari, 40 Hari, 1000 Hari. Pun Begitu ketika Rasulullah meninggal, para sahabat radhiallahu ‘anhuma ketika itu tidak melakukan tahlilan tersebut. Kalau Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam  dan para sahabat tidak melakukannya, kenapa ada sebagian kaum muslimin saat ini melakukan kegiatan tersebut. betul-betul sebuah perkara yang baru dan (sesuai dengan hadist nabi diatas) TERTOLAK.


Seperti yang dikatakan oleh Sunan Kalijaga dalam buku dan hasil penelitian tersebut, Beliau berharap nantinya ketika islam telah tertanam di hati masyarakat, maka kegiatan itu akan hilang. Atau seperti harapan Sunan Kudus yang berharap KELAK AKAN ADA YANG MENGINGATKAN BAHWA KEGIATAN TERSEBUT BUKAN MERUPAKAN BAGIAN DARI AJARAN AGAMA ISLAM.